Respect The Planet Earth

Berkelana ke Negeri Seberang

  • KKL BROMO - BALI
  • KKL Dieng - Cilacap
  • Kabupaten Pangandaran
  • Kabupaten Pangandaran
  • KKL Dieng - Cilacap
  • Observasi Lapangan
  • Geo Track
  • Geo Track
  • KKL Dieng - Cilacap
  • Touring Garut
  • Touring Garut
  • KKL Dieng - Cilacap
  • KKL Dieng - Cilacap
  • KKL Bromo - Bali
  • KKL Bromo - Bali
  • KKL Bromo - Bali
  • KKL Bromo - Bali
  • KKL Lembang - Bandung
  • KKL Bromo - Bali
  • KKL Bromo - Bali
  • KKL Bromo - Bali
  • KKL Karangsambung
  • KKL Bromo - Bali
  • KKL Bromo - Bali
  • Wisata Religi Cirebon
  • Wisata Religi Cirebon
  • Studi Obsevasi Wisata Adat & Budaya
  • KKL Dieng - Cilacap
  • Rekreasi - MTs Mathlab
  • Rekreasi - MTs Mathlab
  • MTs Mathlabussa'adah
  • MTs Mathlabussa'adah
  • Bandung
Minggu, 17 Februari 2013

ABOUT VALENTINE DAY


Cinta dan segala manifestasinya adalah
anugerah Maha Pencipta yang dimiliki
setiap manusia. Keberadaan valentine yang diterjemahkan sebagai hari kasih sayang
perlu dikoreksi ulang, terutama oleh remaja kita.

Bulan Februari selalu diidentikan dengan bulan kasih sayang. Gemerlap warna me­rah dan pink menyulap hampir setiap toko dan pusat perbelanjaan, dengan rangkaian aksesoris ataupun pernak-pernik berbentuk hati. Ber­bagai tawaran diskon dengan tema kasih sayang dijadikan ajang guna menarik konsumen dalam rangka peringatan hari valentine yang jatuh setiap tanggal 14 Februari. Boneka, coklat, permen serta bunga adalah simbolisasi hadiah yang biasanya diberikan saat perayaan valentine tiba. Karena itu, barang-barang tersebut bisa dijumpai dengan sangat mudah di berbagai sudut etalase toko, bahkan disertai dengan bonus pembingkisan kado.
 
Meskipun tidak dirayakan oleh semua orang, tradisi valentine selalu menjadi wacana kontroversial di khalayak publik. Beberapa kalangan yang meninjau valentine dari persfektif agama menolak tradisi valentine ini karena dianggap tidak sesuai dengan ajaran agama. Sejarah valentine yang berkiblat pada kebudayaan Romawi dengan beragam versi tak urung membuat MUI menjatuhkan fatwa haram pada tanggal 13 Februari 2009, empat tahun yang lalu.
 
Ada beragam versi sejarah tentang asal-usul hari Valen­tine. Namun versi paling popular adalah nasib tragis yang menimpa pendeta St. Valen­tino yang dihukum mati karena melanggar titah kaisar Claudius II akibat menikahkan pasangan di gereja secara sembunyi-sembunyi. Claudius II murka karena menganggap prajurit lebih tangguh bila maju ke medan perang dengan status single, karena itu para bujangan dilarang untuk me­nikah. St Valentine yang membangkang ini kemudian mendapatkan hukuman penjara. Selama dikurung, St. valentino sempat berkenalan dengan putri penjaga penjara dan jatuh cinta kepadanya. Kisah cinta yang berakhir tragis ini kemudian dicatat orang-orang sebagai kisah romantisme sepanjang masa
 
Hampir senada, penolakkan dari kelompok lain menga­rahkan valentine sebagai reka­yasa pemilik modal yang ingin mengeruk keuntungan bisnis dari penjualan produk yang dipasarkan.
Sebenarnya tradisi perayaan valentine adalah konsekwensi dari globalisasi dimana media internasional dengan dibantu teknologi komunikasi membentuk identitas baru masya­rakat Indonesia. Media massa, terutama dari segmen remaja secara persuasif mengajak ka­wula muda untuk menebar kasih sayang pada tanggal 14 Februari. Beragam majalah remaja begitu gencar membidik remaja muda untuk memeriahkan acara valentine melalui rubrik-rubrik special valentine dengan tema-tema romantis­me khas anak muda. Disinilah kita dituntut untuk bisa selekif dan cermat dalam mengamati tradisi tersebut karena valentine bisa jadi adalah pelestarian kekerasan yang tidak disadari remaja putri, terutama yang sudah memiliki teman istimewa (baca: pacar)

Benih-Benih Kekerasan dalam Pacaran
Kekerasan terhadap perempuan dalam bentuk KDRT (kekerasan dalam rumah tangga) sudah sangat familiar bagi khalayak, dan sudah mendapatkan payung hukum dari negara berupa UU No. 23 tahun 2004. Rupanya kekerasan sen­diri tidak hanya menghampiri pasangan yang sudah terikat hukum, wujud relasi paling sederhana seperti paca­ran pun ternyata menyimpan potensi benih-benih kekerasan. Peng­gunaan istilah kekerasan Da­lam Pacaran (KDP) atau disebut juga dating violence memang tidak sepopuler KD­RT. Namun istilah KDP sudah banyak digunakan oleh Lem­baga Swadaya Masyarakat yang peduli di bidang perempuan untuk mengkampanye­kan kesadaran membangun hubungan pacaran sehat. Seg­mentasi kampanye ini dikhu­suskan bagi mereka yang ber­pacaran karena pacaran pun tidak luput dari tindak keke­rasan seperti halnya keke­rasan fisik, psikis, ekonomi maupun seksual.
Kasus yang menimpa selebritis Ardina Rasti yang dianiaya oleh kekasihnya Egi Gio­nino merupakan salah satu contoh KDP yang tidak hanya menyakiti fisik korban, tetapi juga secara psikologis. Adanya catatan KDP merupakan realitas dimasyarakat bahwa hubu­ngan antara laki-laki dan pe­rempuan selama menjajaki masa indah pacaran, bisa juga mengakibatkan kekerasan baik dalam bentuk fisik atau psikis.
 
Tradisi valentine harus diwaspadai karena ajang yang selalu diidentikkan dengan kasih sayang ini menyimpan ‘benih-benih’ kekerasan (dating violence) dan bisa membawa akibat fatal. Hampir tiap tahunnya pemberitaan surat kabar selalu menyajikan berita kontroversial terkait peningkatan jumlah penjualan kondom saat menjelang valentine. Memang diperlukan penelitian lebih lanjut untuk bisa menarik kesimpulan apakah ada keterkaitan langsung antara momentum valentine dengan peningkatan penjualan kondom, namun kemungkinan korelasi di antara keduanya dimungkinkan tetap ada karena valentine sering dianggap sebagai wujud peng­ungkapan cinta termasuk de­ngan melakukan hubungan seks.
 
Hubungan seks yang terjadi di luar ikatan pernikahan tidak semata-mata terjadi begitu saja. Proses kedekatan diantara keduanya adalah pra-syarat awal yang kemudian dilanjutkan dengan hubungan yang makin akrab. Bujuk rayu mes­ra, ancaman akan diputuskan jika menolak, bahkan janji untuk menikahi pasangan ada­lah senjata untuk meluluhkan hati perempuan. Bila perempuan sudah terjerat dengan cinta semu semacam ini, dia akan kemudian memberikan segalanya kepada pasangannya sebagai pembuktian cinta, termasuk bisa jadi tubuhnya.
 
Bila hubungan seksual telah terjadi, maka kontrol laki-laki atas perempuan semakin kuat, karena keperawanan masih merupakan harga yang mahal untuk masyarakat kita, beda perkara dengan nilai keperjakaan. Harga diri wanita kemudian diletakkan pada proses deflorasi yaitu proses pemecahan selaput dara yang menjadi simbol virginitasnya. Kondisi kelamin perempuan yang ‘akan berubah’ ketika pertama kali melakukan hubungan badan ini dijadikan pembedaan dengan kondisi alat kelamin laki-laki yang ‘tidak berubah’ meskipun melangsungkan hubungan badan berkali-kali.
 
Jika terjadi pengingkaran tanggung jawab laki-laki maka hukuman sosial yang diberikan masyarakat juga lebih banyak mendiskriminasikan perempuan daripada laki-laki sehingga banyak kasus kekerasan dalam pacaran yang tidak bisa diusut tuntas. Kasus dikeluarkannya siswi yang ketahuan hamil dari sekolah sering kali kita temukan di sekitar lingkungan. Padahal, jarang sekali ada siswa yang dikeluarkan bila menghamili seseorang, bahkan jika diketahui mereka sebagai pasangan kekasih. Perempuan rentan sebagai korban. Perempuan yang mendapatkan kekerasan dari pasangannya kemudian ditempatkan pada posisi korban yang dipersalahkan (blaming the victim) atau korban yang turut berpartisipasi (victim participation) karena dianggap membangkitkan hasrat birahi laki-laki.
 
Cinta dan segala manifestasinya adalah anugerah Maha Pencipta yang dimiliki setiap manusia. Keberadaan valentine yang diterjemahkan sebagai hari kasih sayang perlu dikoreksi ulang, terutama oleh remaja kita. Kalangan remaja sangat rentan untuk mengikuti gaya hidup asing tanpa filtrasi yang kuat hanya untuk alasan modernisasi. Banyak remaja yang kemudian merayakan valentine karena ikut-ikut teman saja. Oleh karena itu, remaja sebaiknya mewaspadai tradisi hari valentine agar jangan sampai terjebak dengan kekerasan dalam pacaran/dating violence.

Sumber : http://www.kabar-priangan.com//news/detail/8178

0 komentar:

Posting Komentar

Wilujeng Sumping

 
;
Terima Kasih Atas Kunjungan Anda di Blog Sederhana Ini, Semoga Berkenan dan Ada Manfaatnya, bagi yang mau memasang iklan produknya di blog saya ini silahkan hubungi no HP : 085223419416, Terima Kasih dan Salam Kebahagiaan Dari Saya :)