PUISI-PUISI PENUH CINTA
Waktu itu kau berteriak bagaikan dentuman bom nuklir
1982-1983 Selama 9 bulan kau seperti itu
Aku masih tertidur pulas di rahim sang bunda
Tak tahu apa-apa tak mengerti apa-apa
Tak mendengar teriakanmu yang keras
Bunda dan Ayahku masih ingat kala itu
Ketika kau meludahi kami dengan lahar panas yang mendidih
Amarahmu waktu itu menelan rumah
Memakan korban jiwa
G. Galunggung apakah kau akan marah kembali??
Meneriaki kami dengan ludah dan amarahmu yang mendidih
Mungin kau begini karena kesal dengan ulah manusia
Manusia yang tak seperti manusia
Kami harap emosimu mereda
Harapan dari semua umat
Umat yang tak ingin mengalami hal semacam itu
dan harapan kami tertuang lewat do'a kepada-Nya
DI TENGAH
MALAM
Malam ini ku ambil sebuah kuas dan
kanvas kehidupanku
Kucoba untuk melukis
Lukisan cinta yang pernah ada
Tapi yang ada hanya coretan-coretan
penyesalan
Tajamnya waktu tak bisa ditaklukan
begitu saja
Padahal ku ingin memutar arah jarum
waktu ke tempat dimana sang hati msh trtidur menungguku
Qodar itu memang ada
Tapi ku harap ini adalah qodo yang
bisa oleh waktu dan kemampuan untuk merubahnya
Hati siapa yang bisa bertahan jika
sang hati sudah ditawan
Semoga kau merasakan jeritan hati
ini
SATU SAJAK UNTUKMU G. GALUNGGUNG Waktu itu kau berteriak bagaikan dentuman bom nuklir
1982-1983 Selama 9 bulan kau seperti itu
Aku masih tertidur pulas di rahim sang bunda
Tak tahu apa-apa tak mengerti apa-apa
Tak mendengar teriakanmu yang keras
Bunda dan Ayahku masih ingat kala itu
Ketika kau meludahi kami dengan lahar panas yang mendidih
Amarahmu waktu itu menelan rumah
Memakan korban jiwa
G. Galunggung apakah kau akan marah kembali??
Meneriaki kami dengan ludah dan amarahmu yang mendidih
Mungin kau begini karena kesal dengan ulah manusia
Manusia yang tak seperti manusia
Kami harap emosimu mereda
Harapan dari semua umat
Umat yang tak ingin mengalami hal semacam itu
dan harapan kami tertuang lewat do'a kepada-Nya
0 komentar:
Posting Komentar