Nuh
נוֹחַ Nūḥ |
|
![]()
Lukisan "Bahtera Nuh",
oleh Französischer Meister, 1675.
Dipajang di Museum Magyar Szépmüvészeti, Budapest, Hungaria.
|
|
Orang tua
|
Lamekh (ayah),
|
Anak
|
Sem, Ham, Yafet
|
Pekerjaan
|
Pembuat bahtera, petani, pembuat kebun
anggur pertama
|
Umur
|
950 tahun
|
Nuh (Ibrani: נוֹחַ, Nūḥ; Tiberias: נֹחַ; Arab: نوح) (sekitar 3993-3043 SM) adalah seorang rasul
yang diceritakan dalam Taurat, Alkitab, dan Al-Quran. Nuh diangkat menjadi nabi sekitar tahun
3650 SM. Diperkirakan ia tinggal di wilayah Selatan Irak
modern. Namanya disebutkan sebanyak 58 kali dalam 48 ayat dalam 9 buku Alkitab
Terjemahan Baru dan 43 kali dalam Al-Quran.
Menurut Al-Qur'an, ia memiliki 4 anak laki-laki yaitu Kanʻān, Sem, Ham, dan Yafet.
Namun Alkitab hanya mencatat, ia memiliki 3 anak laki-laki Sem,
Ham,
dan Yafet. Kitab Kejadian mencatat, pada jamannya terjadi air bah yang menutupi seluruh bumi; hanya ia
sekeluarga (istrinya, ketiga anaknya, dan ketiga menantunya) dan
binatang-binatang yang ada di dalam bahtera Nuh yang selamat dari air bah tersebut.
Setelah air bah reda, keluarga Nuh kembali me-repopulasi bumi.
Etimologi
Suyuti menceritakan bahwa nama Nuh bukan berasal
dari bahasa Arab, tetapi dari bahasa Syam yang artinya “bersyukur”
atau “selalu berterima kasih”. Hakim berkata dinamakan Nuh karena seringnya dia
menangis, nama aslinya adalah Abdul Ghafar (Hamba dari Yang Maha
Pengampun).
Sedangkan menurut kisah dari Taurat nama asli Nuh adalah Nahm
yang kemudian menjadi nama sebuah kota, kuburan Nuh berada di desa al Waqsyah
yang dibangun didaerah Nahm.
Nuh mendapat gelar dari Allah dengan sebutan Nabi Allah dan Abdussyakur
yang artinya “hamba (Allah) yang banyak bersyukur”.
Genealogi
Dalam agama Islam, Nuh adalah nabi ketiga sesudah Adam,
dan Idris. Ia merupakan keturunan kesembilan dari Adam.
Ayahnya adalah Lamik (Lamaka) bin Metusyalih|Mutawasylah (Matu Salij) bin Idris
bin Yarid bin Mahlail bin Qainan
bin Anusyi
bin Syits bin Adam. Antara Adam dan Nuh ada rentang
10 generasi dan selama periode kurang lebih 1642 tahun.
Nuh hidup selama 950 tahun. Ia mempunyai istri bernama Wafilah,
sedangkan beberapa sumber mengatakan istri Nuh adalah Namaha
binti Tzila atau Amzurah
binti Barakil dan memiliki empat orang putra, yaitu Kanʻān,
Yafith, Syam
dan Ham.
Biografi
Nuh adalah Nabi Tuhan yang pertama yang diutus ke atas bumi
ini, sedangkan Adam, Syits dan Idris yang diutus sebelumnya hanyalah bertaraf Nabi
saja, bukan sebagai Rasul karena mereka tidak memiliki umat atau kaum.
Dari Ibnu Katsir bahwa Nuh diutus untuk kaum Bani Rasib. Dia lahir 126
tahun sepeninggal Nabi Adam AS, sedangkan menurut Ahli Kitab dia lahir 140
tahun sepeninggal Nabi Adam. Dia adalah utusan yang pertama yang diutus untuk
umat manusia. Penduduk yang diserunya dikenal dengan Banu Rasib.
Dari Ibnu Abi Hatim : Abu Umamah mendengar seorang berkata kepada Nabi
“Wahai Utusan Tuhan, apakah Adam seorang Nabi?” Nabi menjawab “Ya”. Orang
tersebut bertanya lagi: “Berapa Lama antaranya dengan Nuh?” maka Nabi Menjawab
“sepuluh generasi”
Ibnu Abbas menceritakan Bahwa nabi Nuh diutus pada kaumnya ketika berumur
480 tahun. Masa kenabiannya adalah 120 tahun dan berdakwah selama 5 abad. Dia
mengarungi banjir ketika ia berumur 600 tahun, dan kemudian setelah banjir ia
hidup selama 350 tahun.
Ibnu Abi Hatim dari Urwah bin Al Zubayr bahwa Wadd,
Suwa,
Yaghuth,
Ya’uq
dan Nasr
adalah anak nabi Adam. Wadd adalah yang tertua dari mereka dan
yang paling saleh di antara mereka.
Ibnu Abbas menceritakan bahwa ketika Nabi Isa menghidupkan Ham bin Nuh, dia
bertanya kepadanya kenapa rambutnya beruban, ia menjawab dia meninggal di saat
usia muda karena ketakutannya ketika banjir. Ia berkata bahwa panjang kapal Nuh
adalah 1200 Kubit dan lebarnya 600 Kubit dan mempunyai 3 lapisan.
Migrasi dari Suq Thamanim ke Babylonia
Ibnu Thabari menceritakan setelah kapal berlabuh di pegunungan Ararat, ia
kemudian membangun suatu kota di daerah Ararat (Qarda) di suatu areal yang
termasuk Mesopotamia dan menamakan kota tersebut Themanon (Kota delapan Puluh)
karena kota tersebut dibangun oleh orang yang beriman yang berjumlah 80 orang.
Sekarang tempat tersebut dikenal dengan nama Suq Thamanin.
Ibnu Abbas kemudian menceritakan bahwa Nuh membangun kota Suq Thamanin dan
semua keturunan Qayin dibinasakan. Menurut Al-Harith dari Ibnu Sad dari Hisham
bin Muhammad dari ayahnya dari Abu Shalih dari Ibnu Abbas berkata ”ketika Suq
Thamanin menjadi penuh dengan keturunan Nuh mereka berpindah ke Babylon dan
membangun kota tersebut”.
Abd al Ghafar menceritakan ketika kapal berlabuh di bukit Judi pada hari
Ashura.
Doa Nuh kepada Keturunannya
Ibnu Ishaq mengatakan bahwa Nuh mendoakan ketiga putranya. Nuh mendoakan
keturunan Sam menjadi nabi-nabi dan rasul. Nuh mendoakan keturunan Yafith untuk
menjadi raja-raja, sedangkan dari keturunan Ham dia doakan agar menjadi abdi
dari keturunan Yafith dan Sam.
Ketika Nuh menginjak usia lanjut, ia mendoakan agar keturunan Gomer dan
Kush menjadi raja-raja, karena mereka berdua ini melayani kakeknya disaat
usianya lanjut.
Ibnu Abbas menceritakan bahwa keturunan Sam menurunkan bangsa kulit putih,
Yafith menurunkan bangsa berkulit merah dan coklat, Sedangkan ham menurunkan
bagsa Kulit hitam dan sebagian kecil berkulit putih.
Anak
Anak
Kanʻān
bin Nuh
Dari keempat putra Nuh, hanya tiga orang yang selamat dari bencana banjir,
karena taat serta mengikuti ajaran yang dibawa ayahnya. Adapun seorang anaknya
lagi yang tertua, yaitu Kan'an, tewas tenggelam. Nuh merasa sedih karena
anaknya tidak mau mengikuti ajarannya. Sedangkan menurut Hasan al-Bashri berpendapat bahwa Kan’an adalah
anak tiri Nuh yaitu anak dari isterinya yang durhaka.
Yafith bin Nuh
Ibnu Thabari menyebutkan istri Yafith bernama Arbasisah binti Marazil bin
Al Darmasil bin bin Mehujael bin Akhnukh bin Qayin bin Adam dan darinya Yafith
menurunkan 7orang anak laki-laki dan 1 orang anak perempuan, yaitu Gomer,
Marihu, Wa’il, Hawwan, Tubal, Hawshil dan Thiras. Anak perempuan dari Yafith
adalah Shabokah.
Sam bin Nuh
Ibnu Thabari menyebutkan istri Sam bernama Shalib binti Batawil bin
Mehujael bin Akhnukh bin Qayin bin Adam dan darinya Sam menurunkan Arfaqsyad,
Asshur, Lud, Elam, dan Aram.
Ham bin Nuh
Ibnu Thabari menyebutkan istri Ham bernama Nahlab binti Marib
bin Al Darmasil bin bin Mehujael bin Akhnukh bin Qayin bin Adam dan darinya Ham
menurunkan 4 orang anak laki-laki, yaitu Kush, Put, Kanaan dan Qibthy atau
Misraim.
Menurut Ibnu Ishaq tidak diketahui apakah Aram adalah
satu ibu atau dari ibu yang berbeda dengan anak Sam lainnya. Sam berdiam di Mekkah dan dari keturunannya yaitu Arpaksyad menurunkan nabi
dan rasul. Kemudian dari nya menurunkan bangsa Arab dan bangsa Mesir kuno. Keturunan Yafith menjadi raja untuk
wilayah non arab seperti Turki, Khazar dan Persia yang raja terakhirnya adalah
Yazdajird bin Shahriyar bin Abrawiz yang masih merupakan keturunan Gomer bin
Yafith bin Nuh.
Keturunan Sam berdiam di Majdal yang berada di pusat bumi yang daerah
tersebut berada di Satidama (suatu daerah bagian utara Irak atau dibagian Timur
Anatolia), di antara Yaman dan Syria. Tuhan memberikan mereka kitab dan
kenabian serta memberikan warna kulit yang coklat dan putih.
Bangsa ʿĀd berkembang di suatu lembah yang dinamakan
Al-Shihr (Bagian Selatan Arabia menghadap lautan Hindia) dan dibinasakan
disuatu lembah yang dinamakan Lembah Mughith.
Kemudian Mahrah menetap di lembah Al-Shihr. Ubayl berkembang di wilayah
Yasthrib, Amalek berkembang di Sana sebelum dinamakan Sana. Beberapa dari
keturunan Amalek kemudian pergi ke Yastrib dan mengusir bangsa Ubayl, yang
kemudian Jubayl berkembang di wilayah Juhfah, tapi banjir membinasakan mereka
sehingga dinamakan wilayah tersebut Al-Juhfah (tempat penyapuan).
Thamud berdiam di Hijr dan di sekitarnya dan dibinasakan di sana. Tasm dan
Judays berdiam di Yamamah dan kemudian dibinasakan, ketika Umaym memasuki
wilayah Al Abar (Wabar, suatu tempat di Yaman) dan dibinasakan di sana. Di
sekitar Yamamah dan Al Shihr tidak ada yang bepergian di sana karena wilayahnya
telah dikuasai Jin. Daerah tersebut dikenal dengan Ubar karena berasal dari
nama Abar bin Umaym.
Keturunan Joktan bin Eber memasuki Yaman dan kemudian menamainya Yaman yang
berarti Selatan. Beberapa kaum dari Kan'an memasuki Syria yang namanya adalah Al-Sha’m
maka dari itu wilayah Syria dahulu dikenal dengan nama Syam.
Diceritakan dari Damrah bin Rabiah dari Ibnu Ata dari Ayahnya bahwa Ham
menurunkan keturunan yang berkulit hitam dan berambut keriting. Rambut mereka
tipis. Yafith menurunkan keturunan yang berwajah datar dan bermata kecil atau
sipit, sedangkan Sam menurunkan keturunan yang berwajah tampan dan berambut
indah.
Cucu
Keturunan Ham
- Kush bin Ham: Ibnu Thabari menyebutkan istri Kush bernama Qarnabil binti Batawil bin Tiras dan darinya menurunkan Habsyah, Hind dan Sind.
- Phut bin Ham: Ibnu Thabari menyebutkan istri Phut bernama Bakht binti Batawil. Put kemudian berdiam bersama keturunan Kush yaitu Hind dan Sind di wilayah India.
- Kan`an bin Ham: Ibnu Thabari menyebutkan istri Kan'an bernama Arsal binti Batawil bin Tiras dan darinya menurunkan bangsa berkulit hitam atau negro, Nubia, Fezzan, Zanj dan Zaghawah.
- Mizraim bin Ham: Ibnu Thabari menyebutkan keturunan Mizraim adalah bangsa Koptik dan Barbar.
- Egyptus binti Ham: Anak Ham yang satu ini adalah seorang wanita.
Keturunan Sam
- Lud bin
Sam: Ibnu Ishaq menyebutkan Lud kawin dengan anak perempuan Yafith yaitu
Shakbah dan melahirkan baginya Faris, Jurjan, dan ras yang mendiami
wilayah Persia. Kemudian dari Lud lahir pula Tasm dan Imliq tapi tidak
diketahui apakah mereka stu ibu atau tidak dengan Faris bin Lud. Imliq
berdiam di wilayah tanah suci.
Imliq kemudian menurunkan bangsa Amalek yang kemudian menyebar di wilayah Uman, Hijaz, Syria dan Mesir. Dari keturunan Lud ini melahirkan bangsa bangsa perkasa di Syria yang disebut dengan bangsa Kanaanit. Dari Lud juga menurunkan Firaun Mesir, penduduk Bahrayn dan ‘Uman yang kemudian dikenal dengan bangs Jasim. Penghuni Madinah seperti Bani Huff, Sa’d bin Hizzan, Banu Matar dan Banu Al-Azraq, Penduduk Najd yaitu Badil dan Rahil, Penduduk Tayma adalah keturunan dari Lud bin Sham.
Bani Umaym bin Lud berdiam di Wabar yang merupakan daerah gurun yang dikenal dengan gurun Alij dan berkembang disana. Kemudian mereka berbuat ingkar disana dan akhirnya Allah menghancurkan mereka. Satu-satunya suku mereka yang tersisa dari bencana tersebut adalah suku Nasnas.
Tasm bin Lud berdiam di Yamamah (kota kuno Bahrayn). Dari keturunan Lud seperti Tasm, Amalek, Umaym dan Jasim menggunakan dialek arab, sedangkan dari keturunan Lud yang lain seperti Faris menggunakan dialek Farsi.
Keturunan Lud bin Sham dan termasuk keturunan Madhay bin Yafith kemudian pergi menuju Gomer dan Gomer kemudian menjaga mereka dan membiarkan mereka berkembang di wilayahnya. Dari bangsa Madhay ini menurunkan bangsa Media yang salah satu rajanya adalah Cyrus Agung.
Salah satu bangsa Barbar adalah keturunan dari Thamila bin Marib bin Faran bin Amr bin imliq bin Lud bin Sham. Bangsa yang pertama kali berbicara dengan bahasa Arab adalah Imliq bin Lud setelah kepindahannya dari Babylonia.
- Aram bin
Sam: Aram bin Shem menurunkan Uz, Mash, Gether dan Hul. Kemudian Uz
menurunkan Gether, ʿĀd dan Ubayl. Gether bin
Aram menurunkan Tsamud dan Judays.
Mereka ini berbicara dengan bahasa Arab Mudari. Mereka ini dikenal dengan
Arab Aribah atau Arab asli karena dari merekalah bahasa Arab berasal. Dari
keturunan Aram dan Lud
ini melahirkan bangsa Arab pertamaatau bangsa Arab Aribah.
ʿĀd berdiam di gurun disekitar jalan menuju Hadramaut di Yaman. Tsamud memahat pegunungan untuk dijadikan tempat tinggalnya yang berada antara Hijaz dan Syria dan sejauh Wadi al-Qura. Judays mengikuti Tasm dan berdiam di lingkungan Yamamah sampai Bahrayn. Nama Yamamah pada saat itu adalah Jaww. Sedangkan Jasim berdiam di Uman. Mash menurunkan bangsa Nabatea yang silsilahnya adalah Nabit bin Mash bin Aram.
Di Era kaum ʿĀd, mereka dikenal dengan ʿĀd dari Iram, ketika kaum’Ad dihancurkan maka kaum Tsamud disebut Iram. Setelah Tsamud dihancurkan keturunan Iram yang tersisa disebut dengan Arman atau Aramean.
- Arfaqsyad
bin Sam: Arpkasyad menurunkan umat-umat pilihan dan darinya kebanyakan
nabi berasal. Ia mempunyai anak yang bernama Qaynam yang tidak diceritakan
di dalam Taurat. Ia tidak diceritakan di dalam taurat
karena ia menyebut dirinya sebagai dewa dan mempelajari sihir.
Qaynamkemudian menurunkan anak yang bernama Shelah, dan menurunkan Abir.
Bagi Abir menurunkan 2 anak, yaitu Peleg atau Qasim dan Yoktan atau
Qahthan yang menurunkan 2 anak, yaitu Ya’rub dan Yaqtan. Yoktan adalah
penguasa pertama atas negeri Yaman.
Arpaksyad juga mempunyai anak yang bernama Nimrod yang mendiami sekitar wilayah Al-Hijr. Sham lahir ketika Nuh berumur 500 tahun, kemudian Arpaksyad lahir ketika Sham berumur 102 tahun. Qaynam lahir ketika umur Arpaksyad 35 tahun, Shelah lahir ketika Qaynam berumur 39 tahun, Eber lahir ketika Shelah berumur 30 tahun.
Yoktan bin Eber bin Shaleh bin Arfaqsyad darinya menurunkan bangsa Hind dan Sind terkemudian. Silsilahnya kembali kepada Buqayin bin Yoktan. Dari Yoktan melahirkan Ya’rub menurunkan Yashjub menurunkan Saba’. Saba’ menurunkan Himyar, Kahlan, ‘Amr, Al-Ash’ar, Anmar, Murr, ‘Amilah. Amr bin Saba menurunkan ‘Adi. ‘Adi menurunkan Lakhm dan Judham. - Ghalem bin Sam: Dikisahkan bahwa keturunan dari Ghalem ini adalah bangsa Persia.
- Asshur bin Sam: Sedangkan dari Asshur keturunannya adalah menjadi bangsa Assyria.
Keturunan Yafith
- Meshech bin Yafith: Darinya menurunkan Ashban. Menurut Blachere Ashban adalah koloni dari Ishafan yang menetap di Syria, Mesir, Afrika Utara, dan Spanyol.
- Yavan bin Yafith: Darinya menurunkan Slavia dan Burjan atau Bulgar. Bangsa Byzantium adalah keturunan dari Lanta bin Javan.
- Magogh bin Yafith: Dari Magogh inilah bangsa Ya’juj dan Ma’juj yang telah diramalkan akan datang pada akhir zaman.
- Khatubal bin Yafith
- Ma'za bin Yafith
- Tyrash bin Yafith
Bahtera Nuh
Gunung Ararat di negara Turki yang diduga sebagai
tempat berlabuhnya Bahtera Nuh.
Puluhan tahun Nuh berdakwah, tetapi umatnya tidak mau mengikuti ajarannya
dan tetap menyembah berhala. Bahkan mereka sering kali menganiaya Nuh dan
pengikutnya. Untuk itu Nuh meminta Allah supaya menurunkan azab bagi mereka.
Kemudian dalam kisah tersebut dikatakan bahwa Allah mengabulkan permintaan Nuh.
Agar umat Nuh yang beriman terhindar dari azab tersebut, Allah memerintahkan
Nuh untuk membuat bahtera. Bersama para pengikutnya, Nuh mengumpulkan paku dan
menebang kayu besar dari pohon yang ia tanam selama 40 tahun. Melalui
wahyu-Nya, Allah membimbing Nuh membuat bahtera yang kuat untuk menghadapi
serangan topan dan banjir. Bahtera Nuh dianggap merupakan alat angkutan laut
pertama di dunia.
Menurut Al Qur'an, bahtera Nuh telah mendarat di Bukit
Judi dan banyak perbedaan pendapat mengenai Bukit Judi tersebut, baik dari para
ulama maupun temuan arkeolog. Ada pendapat[siapa?]
yang menunjukkan suatu gunung di wilayah Kurdi
atau tepatnya di bagian selatan Armenia, ada pendapat lain
dari Wyatt Archeological Research, bukit tersebut
terletak di wilayah Turkistan Iklim Butan,
Timur laut pulau yang oleh orang-orang Arab disebut sebagai Jazirah Ibnu Umar
(Tafsir al-Mishbah).
Di dalam Alkitab menyebutnya terdampar di Gunung Ararat Turki. Para arkeolog Cornuke
dan tim mengatakan bahwa bahtera Nuh diduga telah ditemukan di Iran.
Lokasinya tidak sesuai seperti yang dijelaskan dalam kitab Kejadian; Bahtera ini telah melakukan perjalanan
dari timur mengarah ke Mesopotamia. Cornuke dan
tim berpikir bahwa Gunung Ararat adalah kemungkinan besar sebagai sebuah
pengalihan saja. "Alkitab memberikan petunjuk di sini tetapi ini bukanlah
mengarah ke Turki, tetapi mengarah langsung ke Iran."
Berdasarkan foto yang dihasilkan dari gunung Ararat, menunjukkan sebuah
perahu yang sangat besar diperkirakan memiliki luas 7.546 kaki dengan panjang
500 kaki, lebar 83 kaki dan tinggi 50 kaki dan masih ada tiga tingkat lagi di
atasnya.
- Tingkat pertama diletakkan binatang-binatang liar dan yang sudah dijinakkan
- Tingkat kedua ditempatkan manusia
- Tingkat ketiga burung-burung

Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Nuh
0 komentar:
Posting Komentar