Assalaamu'alaikum..Salam sejahtera kepada para pembaca yang budiman yang masih berkenan untuk berkunjung di blog sederhana ini, mudah-mudahan tulisan yang saya sajikan bermanfaat, aamiin..
Kali ini saya akan memposting mengenai kisah salah seorang nabi yang sangat mulia, dikenal juga sebagai manusia pertama yang ada di Bumi. Para pembaca pasti sudah pasti tahu, ia benar beliau ialah nabi Adam as. Jika sudah tahu alangkah lebih baik lagi apabila lebih diperdalam lagi tentang kisahnya, supaya tidak lupa dan tentu saja untuk menambah keimanan kita kepada Allah SWT. Tidak akan berlama-lama lagi, silahkan membaca.... :),,sempatkanlah membaca tidak akan lama hanya 5 menit..terima kasih,,
Adam (Ibrani: אָדָם; Arab:آدم, berarti tanah, manusia, atau cokelat muda) (sekitar 5872-4942 SM) adalah dipercaya oleh agama-agama Samawi sebagai manusia pertama, bersama dengan istrinya yang bernama Hawa. Menurut Agama Samawi pula, merekalah orang tua dari semua manusia yang ada di dunia. Rincian kisah mengenai Adam dan Hawa berbeda-beda antara agama Islam, Yahudi, Kristen, maupun agama lain yang berkembang dari ketiga.
Kali ini saya akan memposting mengenai kisah salah seorang nabi yang sangat mulia, dikenal juga sebagai manusia pertama yang ada di Bumi. Para pembaca pasti sudah pasti tahu, ia benar beliau ialah nabi Adam as. Jika sudah tahu alangkah lebih baik lagi apabila lebih diperdalam lagi tentang kisahnya, supaya tidak lupa dan tentu saja untuk menambah keimanan kita kepada Allah SWT. Tidak akan berlama-lama lagi, silahkan membaca.... :),,sempatkanlah membaca tidak akan lama hanya 5 menit..terima kasih,,
Adam (Ibrani: אָדָם; Arab:آدم, berarti tanah, manusia, atau cokelat muda) (sekitar 5872-4942 SM) adalah dipercaya oleh agama-agama Samawi sebagai manusia pertama, bersama dengan istrinya yang bernama Hawa. Menurut Agama Samawi pula, merekalah orang tua dari semua manusia yang ada di dunia. Rincian kisah mengenai Adam dan Hawa berbeda-beda antara agama Islam, Yahudi, Kristen, maupun agama lain yang berkembang dari ketiga.
Adam menurut Islam
Adam hidup selama 930 tahun setelah penciptaan (sekitar 3760-2830 SM),
sedangkan Hawa
lahir ketika Adam berusia 130 tahun. Al-Quran
memuat kisah Adam dalam beberapa surat, di antaranya Al-Baqarah
[2]:30-38 dan Al-A’raaf [7]:11-25.
Menurut ajaran agama Abrahamik, anak-anak Adam dan Hawa dilahirkan secara
kembar, yaitu, setiap bayi lelaki dilahirkan bersamaan dengan seorang bayi
perempuan. Adam menikahkan anak lelakinya dengan anak gadisnya yang tidak
sekembar dengannya.
Menurut Ibnu Humayd, Ibnu Ishaq,
dan Salamah anak-anak Adam
adalah: Qabil dan Iqlima, Habil dan Labuda, Sith dan Azura, Ashut dan saudara
perempuannya, Ayad dan saudara perempuannya, Balagh dan saudara perempuannya,
Athati dan saudara perempuannya, Tawbah dan saudara perempuannya, Darabi dan
saudara perempuannya, Hadaz dan saudara perempuannya, Yahus dan saudara
perempuannya, Sandal dan saudara perempuannya, dan Baraq dan saudara
perempuannya. Total keseluruhan anak Adam sejumlah 40.
Wujud Adam
Menurut hadits
Muhammad
yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari, Adam memiliki postur badan dengan
ketinggian 60 hasta
(kurang lebih 27,432 meter). Hadits mengenai
ini pula ditemukan dalam riwayat Imam Muslim
dan Imam Ahmad,
namun dalam sanad yang berbeda.
Sosok Adam digambarkan sangat beradab sekali, memiliki ilmu yang tinggi dan
ia bukan makhluk purba. Ia berasal dari surga yang berperadaban maju. Turun ke
muka bumi bisa sebagai manusia
dari sebuah peradaban yang jauh lebih maju dan jauh lebih cerdas dari peradaban
manusia sampai kapanpun, oleh karena itulah Allah menunjuknya sebagai `khalifah`
(pemimpin) di muka bumi.
Dalam gambarannya ia adalah makhluk yang teramat cerdas, sangat dimuliakan
oleh Allah, memiliki kelebihan yang sempurna dibandingkan makhluk yang lain
sebelumnya dan diciptakan dalam bentuk yang terbaik. Sesuai dengan Surah Al
Israa' 70, yang berbunyi:
“
|
...dan sesungguhnya telah Kami muliakan
anak-anak Adam, Kami angkat mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka
rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang
sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan (Al Israa' 17:70)
|
”
|
Dalam surah At-Tiin ayat 4 yang berbunyi:
“
|
sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia
dalam bentuk yang sebaik-baiknya. (At Tiin 95:4)
|
”
|
Menurut riwayat di dalam Al-Qur'an, ketika Nabi Adam as baru selesai
diciptakan oleh Allah, seluruh malaikat bersujud kepadanya atas perintah Allah, lantaran
kemuliaan dan kecerdasannya itu, menjadikannya makhluk yang punya derajat amat
tinggi di tengah makhluk yang pernah ada. Sama sekali berbeda jauh dari
gambaran manusia purba menurut Charles
Darwin, yang digambarkan berjalan dengan empat kaki dan menjadi
makhluk purba berpakaian seadanya.
Makhluk sebelum Adam
Mengenai penciptaan Adam sebagai khalifah di muka bumi diungkapkan dalam
Al-Qur'an:
“
|
“Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman
kepada Malaikat; “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di
bumi”. Mereka bertanya (tentang hikmat ketetapan Tuhan itu dengan berkata):
“Adakah Engkau (Ya Tuhan kami) hendak menjadikan di bumi itu orang yang akan
membuat bencana dan menumpahkan darah (berbunuh-bunuhan), padahal Kami senantiasa
bertasbih dengan memuji-Mu dan mensucikan-Mu?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya
Aku mengetahui akan apa yang kamu tidak mengetahuinya.” (Al-Baqarah 30)
|
”
|
Menurut syariat Islam, Adam tidak diciptakan di Bumi, tetapi diturunkan
dimuka bumi sebagai manusia dan diangkat /ditunjuk Allah sebagai Khalifah
(pemimpin/pengganti /penerus) di muka bumi atau sebagai makhluk pengganti yang
tentunya ada makhluk lain yang di ganti, dengan kata lain adalah Adam 'bukanlah
makhluk berakal pertama' yang memipin di Bumi.
Dalam Al-Quran disebutkan tiga jenis makhluk berakal yang diciptakan Allah
yaitu manusia, jin, dan malaikat. Manusia dan Jin memiliki tujuan penciptaan
yang sama oleh karena itu sama-sama memiliki akal yang dinamis dan nafsu namun
hidup pada dimensi yang berbeda. Sedangkan malaikat hanya memiliki akal yang
statis dan tidak memiliki nafsu karena tujuan penciptaanya sebagai pesuruh
Allah. Tidak tertutup kemungkinan bahwa ada makhluk berakal lain selain ketiga
makhluk ini.
Dari ayat Al-Baqarah 30, banyak mengundang pertanyaan, siapakah makhluk
yang berbuat kerusakan yang dimaksud oleh malaikat pada ayat di atas. Dalam Arkeologi,
berdasarkan fosil
yang ditemukan, memang ada makhluk lain sebelum manusia. Mereka nyaris seperti
manusia, tetapi memiliki karakteristik yang primitif
dan tidak berbudaya.
Volume otak mereka lebih kecil dari manusia, oleh karena itu, kemampuan
mereka berbicara sangat terbatas karena tidak banyak suara vowel yang mampu
mereka bunyikan.
Sebagai contoh Pithecanthropus Erectus memiliki volume
otak sekitar 900 cc, sementara Homo sapiens
memiliki volume otak di atas 1000 cc (otak kera maksimal sebesar 600 cc). Maka
dari itu bisa diambil kesimpulan bahwa semenjak 20.000 tahun yang lalu, telah
ada sosok makhluk yang memiliki kemampuan akal yang mendekati kemampuan
berpikir manusia pada zaman sebelum kedatangan Adam.
Surah Al Hijr ayat 27 berisi:
“
|
Dan Kami telah menciptakan jin sebelum (Adam)
dari api yang sangat panas. (Al Hijr 15:27)
|
”
|
. Dari ayat ini, sebagian lain ulama berpendapat bahwa makhluk berakal yang
dimaksud tidak lain adalah Jin seperti dalam kitab tafsir Ibnu Katsir
mengatakan: "Yang dimaksud dengan makhluk sebelum Adam diciptakan adalah
Jin yang suka berbuat kerusuhan."
Menurut salah seorang perawi hadits yang bernama Thawus al-Yamani, salah
satu penghuni sekaligus penguasa/pemimpin di muka bumi adalah dari golongan
jin.
Walaupun begitu pendapat ini masih diragukan karena manusia dan jin hidup
pada dimensi yang berbeda. Sehingga tidak mungkin manusia menjadi pengganti
bagi Jin.
Penciptaan Adam
Setelah Allah SWT.
menciptakan bumi,
langit,
dan malaikat,
Allah
berkehendak untuk menciptakan makhluk lain yang nantinya akan dipercaya menghuni, mengisi,
serta memelihara bumi tempat tinggalnya. Saat Allah mengumumkan para malaikat
akan kehendak-Nya untuk menciptakan manusia, mereka khawatir makhluk tersebut
nantinya akan membangkang terhadap ketentuan-Nya dan melakukan kerusakan di
muka bumi. Berkatalah para malaikat kepada Allah:
“
|
Mengapa engkau hendak menjadikan (khalifah) di
bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah,
padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan
Engkau?" (Q.S. Al-Baqarah [2]:30)
|
”
|
Allah
kemudian berfirman untuk menghilangkan keraguan para malaikat-Nya:
“
|
Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak
kamu ketahui." (Q.S. Al-Baqarah [2]:30)
|
”
|
Lalu diciptakanlah Adam oleh Allah dari segumpal tanah liat
yang kering dan lumpur
hitam yang dibentuk sedemikian rupa. Setelah disempurnakan bentuknya, maka
ditiupkanlah roh ke dalamnya sehingga ia dapat bergerak dan menjadi manusia
yang sempurna.
Kesombongan Iblis
Saat semua makhluk penghuni surga bersujud menyaksikan keagungan Allah itu, hanya Iblis dari bangsa Jin yang
membangkang dan enggan mematuhi perintah Allah karena merasa
dirinya lebih mulia, lebih utama, dan lebih agung dari Adam. Hal itu disebabkan
karena Iblis
merasa diciptakan dari unsur api, sedangkan Adam hanyalah dari tanah dan lumpur.
Kebanggaan akan asal usul menjadikannya sombong dan merasa enggan untuk
bersujud menghormati Adam seperti para makhluk surga yang lain.
Disebabkan oleh kesombongannya itulah, maka Allah menghukum Iblis dengan
mengusirnya dari surga
dan mengeluarkannya dari barisan para malaikat
disertai kutukan dan laknat yang akan melekat pada dirinya hingga kiamat kelak.
Disamping itu, ia telah dijamin sebagai penghuni neraka yang
abadi.
Iblis dengan sombong menerima hukuman itu dan ia hanya memohon kepada Allah
untuk diberi kehidupan yang kekal hingga kiamat. Allah
memperkenankan permohonannya itu. Iblis mengancam akan menyesatkan Adam
sehingga ia terusir dari surga. Ia juga bersumpah akan membujuk anak cucunya dari
segala arah untuk meninggalkan jalan yang lurus dan menempuh jalan yang sesat
bersamanya. Allah
kemudian berfirman bahwa setan tidak akan sanggup menyesatkan hamba-Nya yang
beriman dengan sepenuh hati.
Pengetahuan Adam
Allah hendak menghilangkan pandangan miring dari para malaikat
terhadap Adam dan menyakinkan mereka akan kebenaran hikmah-Nya yang menyatakan
Adam sebagai penguasa bumi, maka Allah memerintahkan malaikat untuk menyebutkan
nama-nama benda. Para malaikat tidak sanggup menjawab firman Allah untuk menyebut
nama-nama benda yang berada di depan mereka dan mengakui ketidaksanggupan
mereka dengan mengatakan bahwa mereka tidak mengetahui sesuatupun kecuali apa
yang diajarkan-Nya.
Adam lalu diperintahkan oleh Allah untuk memberitahukan nama-nama benda itu kepada para malaikat
dan setelah diberitahu oleh Adam, berfirmanlah Allah kepada mereka bahwa
hanya Allah lah yang mengetahui rahasia langit dan bumi serta mengetahui segala
sesuatu yang nampak maupun tidak nampak.
Ini menunjukkan bahwa manusia memiliki akal yang dinamis. Sedangkan
malaikat hanya memiliki akal yang statis sehingga hanya mengetahui hal-hal yang
diajarkan langsung oleh Allah saja.
Adam menghuni surga
Adam diberi kesempatan oleh Allah untuk tinggal di surga dulu sebelum
diturukan ke Bumi. Allah menciptakan seorang pasangan untuk mendampinginya.
Adam memberinya nama, Hawa. Menurut cerita para ulama, Hawa diciptakan oleh Allah dari salah satu
tulang rusuk Adam sebelah kiri sewaktu beliau masih tidur sehingga saat beliau
terjaga, Hawa sudah berada di sampingnya. Allah berfirman kepada Adam:
“
|
Hai Adam, diamilah oleh kamu dan isterimu syurga ini,
dan makanlah makanan-makanannya yang banyak lagi baik di mana saja yang kamu
sukai, dan janganlah kamu dekati pohon ini, yang menyebabkan kamu termasuk
orang-orang yang zalim." (Q.S. Al-Baqarah
[2]:35)
|
”
|
Tipu daya Iblis
Sesuai dengan ancaman yang diucapkan saat diusir oleh Allah dari surga akibat
pembangkangannya, Iblis mulai berencana untuk menyesatkan Adam dan Hawa yang
hidup bahagia di surga
yang tenteram dan damai dengan menggoda mereka untuk mendekati pohon yang
dilarang oleh Allah kepada mereka.
Iblis menipu mereka dengan mengatakan bahwa mengapa Allah melarang mereka
memakan buah terlarang itu karena mereka akan hidup kekal seperti Tuhan apabila
memakannya. Bujukan itu terus menerus diberikan kepada Adam dan Hawa sehingga
akhirnya mereka terbujuk dan memakan buah dari pohon terlarang tersebut.
Jadilah mereka melanggar ketentuan Allah sehingga Dia menurunkan mereka ke bumi. Allah berfirman:
“
|
Turunlah kamu! Sebahagian kamu menjadi musuh
bagi yang lain, dan bagi kamu ada tempat kediaman di bumi, dan kesenangan
hidup sampai waktu yang ditentukan. (Q.S. Al-Baqarah
[2]:36)
|
”
|
Mendengar firman Allah
tersebut, sadarlah Adam dan Hawa bahwa mereka telah terbujuk oleh rayuan setan
sehingga mendapat dosa besar karenanya. Mereka lalu bertaubat kepada Allah dan
setelah taubat mereka diterima, Allah berfirman:
“
|
Turunlah kamu dari syurga itu!
Kemudian jika datang petunjuk-Ku kepadamu, maka barangsiapa yang mengikuti
petunjuk-Ku, niscaya tidak ada kekhawatiran atas mereka dan tidak (pula)
mereka bersedih hati.
|
”
|
Adam dan Hawa turun ke bumi
Adam dan Hawa kemudian diturunkan ke Bumi dan mempelajari cara hidup baru
yang berbeda jauh dengan keadaan hidup di surga. Mereka harus
menempuh kehidupan sementara dengan beragam suka dan duka sambil terus
menghasilkan keturunan yang beraneka ragam bentuknya.
Menurut kisah Adam diturunkan di (Sri Lanka)
di puncak bukit Sri Pada dan Hawa
diturunkan di Arabia.
Mereka akhirnya bertemu kembali di Jabal Rahmah di dekat Mekkah setelah
40 hari berpisah. Setelah bersatu kembali, konon Adam dan Hawa menetap di Sri
Lanka, karena menurut kisah daerah Sri Lanka nyaris mirip dengan keadaan surga. Di tempat ini
ditemukan jejak kaki Adam yang berukuran raksasa.
Di bumi pasangan Adam dan Hawa bekerja keras mengembangkan keturunan.
Keturunan pertama mereka ialah pasangan kembar Qabil dan Iqlima, kemudian pasangan
kedua Habil
dan Labuda. Setelah keempat
anaknya dewasa, Adam mendapat petunjuk agar menikahkan keempat anaknya secara
bersilangan, Qabil dengan Labuda, Habil dengan Iqlima.
Namun Qabil menolak karena Iqlima jauh lebih cantik dari Labuda. Adam
kemudian menyerahkan persolan ini kepada Allah dan Allah memerintahkan kedua
putra Adam untuk berkurban. Siapa yang kurbannya diterima, ialah yang berhak
memilih jodohnya. Untuk kurban itu, Habil mengambil seekor kambing yang paling
disayangi di antara hewan peliharaannya, sedang Qabil mengambil sekarung gandum
yang paling jelek dari yang dimilikinya. Allah menerima kurban dari Habil,
dengan demikian Habil lebih berhak menentukan pilihannya.
Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Adam#Adam_menurut_Islam
0 komentar:
Posting Komentar