Materi Daring
Kelas IX
Daring (Dalam
Jaringan Pertemuan 5)
Bismillah
Assalaamualaikum
Wr.Wb.
Alhamdulillah,
marilah kita panjatkan selalu puja-puji serta syukur kepada Allah yang telah
memberikan kita nikmat sehat dan nikmat iman islam.
Shalawat
beserta salam semoga senantiasa tercurahlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW
beserta keluarga, para sahabat dan kita selaku umat.
Selamat
pagi menjelang siang anak-anak, dan para pembaca yang budiman dimanapun kalian
berada. Seperti biasa pada pagi hari ini bapak akan memberikan materi yang berkaitan dengan mata pelajaran IPS, maka
dari itu silahkan baca sampai akhir ya. Sempatkanlah waktu 7 menit untuk
membaca tulisan di bawah ini. Insya Allah, bermanfaat.
Oh
iyaa usai membaca, silahkan ringkas materi ini jangan terlalu panjang
maksimal 1 halaman saja. Kemudian foto catatannya dan kirim ke WA bapak.
Terimakasih...
b. Perjuangan
Diplomasi
Melalui
perjuangan diplomasi, bangsa Indonesia berupaya menunjukkan kepada dunia
internasional bahwa kemerdekaan dan kedaulatan yang telah diraih bangsa
Indonesia pantas untuk dibela dan dipertahankan. Selain itu, bangsa Indonesia
juga berusaha menunjukkan sikap dan itikad baik dalam menyelasaikan
perselisihan dengan Belanda. Berikut ini
adalah beberapa
upaya
diplomasi yang dilakukan oleh bangsa Indonesia untuk mempertahankan
kemerdekaannya.
1). Perundingan
Linggajati
Perundingan
Linggajati adalah perundingan antara Indonesia dan Belanda yang dilaksanakan di
Linggajati, Kuningan, Jawa Barat. Perundingan Linggajati dilaksanakan pada
tanggal 10 November 1946. Perundingan ini menghasilkan beberapa kesepakatan
yang ditandatangani secara resmi oleh kedua negara pada tanggal 25 Maret 1947.
Informasi mengenai perundingan
Linggajati
dapat kamu amati pada berikut.
Meskipun
Persetujuan Linggajati telah ditandatangani, hubungan Indonesiaa-Belanda tidak
bertambah baik. Perbedaan penafsiran
mengenai beberapa pasal persetujuan menjadi pangkal perselisihan. Penafsiran
itumisalnya, sebelum RIS terbentuk, Belanda menganggapbahwa Belanda berdaulat
atas wilayah Indonesia, sementara Indonesia menganggap bahwa Indonesia yang
berdaulat sebelum RIS terbentuk.
Belanda
tetap kukuh terhadap penafsiran tersebut. Kekukuhan Belanda ini diperlihatkan
dengan melakukan penyerangan secara tiba-tiba terhadap daerah-daerah yang
menjadi wilayah RI sesuai hasil
Perjanjian Linggajati, pada 21 Juli 1947. Peristiwa ini dikenal sebagai
Agresi Militer Belanda I. Pada Agresi Militer ini, Belanda berhasil menguasai Jawa
Barat, sebagian Jawa Tengah sebelah Utara, sebagian Jawa Timur, Madura, dan
sebagian Sumatra Timur. Untuk menghadapi Belanda, pasukan TNI melancarkan
taktik gerilya. Dengan taktik gerilya, ruang gerak pasukanBelanda berhasil
dibatasi. Gerakan pasukan Belanda hanya berada di kota-kota besar dan
jalan-jalan raya, sedangkan di luar kota kekuasaan berada di tangan pasukan
TNI.
Pemerintah Belanda, diwakili oleh Wim Schermerhorn (ketua), H. J. van Mook, Max van Pool, F. de Boer. |
Tokoh Pemerintah Indonesia, diwakili oleh Sutan Syahrir (ketua), A. K. Gani, Susanto Tirtoprojo, Mohammad Roem. |
Pemerintah Inggris, selaku mediator atau penengah diwakili oleh Lord Killearn |
Tonton Video di Bawah ini!!!
2). Perundingan
Renville
Agresi
Militer Belanda I mendapat reaksi keras daridunia internasional, khususnya
dalam forum PBB. Dalam rangka usaha penyelesaian damai, maka Dewan Keamanan PBB
membentuk Komisi Tiga Negara (KTN). Negara- negara anggota KTN yaitu: Australia
(pilihan Indonesia) diwakili oleh Richard Kirby, Belgia (pilihan Belanda)
diwakili oleh Paul van Zeeland, Amerika Serikat
(pilihan Indonesia dan Belanda) diwakili oleh Frank Porter Graham.
KTN
kemudian mengusulkan sebuah perundingan yang diselenggarakan di atas kapal
Angkatan Laut Amerika Serikat yang bernama USS Renville yang berlabuh di teluk
Jakarta. Perundingan ini dikenal dengan
nama perundingan Renville. Informasi mengenai perundingan Renville dapat kamu
amati pada tabel berikut.
Kesepakatan
yang dicapai pada perundingan Renville
ternyata juga diingkari oleh Belanda. Pada tanggal 19 Desember 1948,
Belanda melancarkan Agresi Militer II. Belanda berhasil menduduki ibu kota RI,
Yogyakarta. Para pemimpin Indonesia seperti Ir. Soekarno dan Drs. Mohammad
Hatta ditangkap dan diasingkan ke Bangka. Sebelum Yogyakarta jatuh, Pemerintah
RI telah membentuk Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) di Sumatra
Barat.PDRI ini dijalankan oleh Mr. Syafruddin Prawiranegara. Selain
itu,dibentuk pula Komando Perang Gerilya yang dipimpin Jenderal Sudirman.
Pasukan Indonesia yang sebelumnya ditarik dari daerah pendudukan Belanda
diinstruksikan kembali ke daerah masing-masing untuk melaksanakan perang secara
gerilya.
Delegasi Indonesia dipimpin oleh Perdana Menteri Amir Syarifuddin Harahap, dan Johannes Leimena sebagai wakil. Delegasi Kerajaan Belanda dipimpin oleh Kolonel KNIL Abdulkadir Widjojoatmodjo. Delegasi Amerika Serikat dipimpin oleh Frank Porter Graham |
Selama
Agresi Militer II, Belanda selalu mempropagandakan bahwa setelah ditangkapnya
pemimpin-pemimpin RI, maka pemerintah RI
sudah tidak ada. Akan tetapi, propaganda Belanda tersebut dapat digagalkan oleh
PDRI. PDRI menunjukkan kepada dunia internasional bahwa pemerintah Indonesia
masih berlangsung.
Tonton Video di Bawah Ini!!!
Sumber Referensi
Materi : Indonesia.Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Judul Buku/
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.- Edisi Revisi Jakarta: Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan, 2016
Sudah di baca
dan di tonton? Kemudian silahkan kerjakan kuis yang sudah bapak buat. selamat
mengerjakan dan berkompetisi! klik “kuis” di bawah ini!!!
semangat selalu dalam berkreasi sahabatku kang alma
BalasHapusMakasih pak bay...
HapusSmngt juga dalam berkreasi...membuat karya yg hebat..